Nama : Rima Alifia Rahmi
Nim : I1C110018
“Rational Emotive Therapy”
Pengertian Rational Emotive Therapy
(RET/TRE)
Terapi rasional emotif adalah sistem psikoterapi yang
mengajari individu bagaimana sistem keyakinannya menentukan yang dirasakan dan dilakukannya
pada berbagai peristiwa dalam kehidupan. Penekanan terapi ini pada cara
berpikir mempengaruhi perasaan, sehingga termasuk dalam terapi kognitif. Terapi
ini diperkenalkan pada tahun 1955 oleh Albert Ellis, seorang psikolog klinis.
Ellis menggabungkan terapi humanistik, filosofis, dan behavioral menjadi terapi
rasional emotif (TRE). TRE banyak kesamaan dengan dengan terapi yang
berorientasi pada kognisi, perilaku dan perbuatan dimana TRE menekankan pada
berpikir, memikirkan, mengambil keputusan, menganalisis dan berbuat. TRE
didasarkan pada asumsi bahwa kognisi, emosi, dan perilaku berinteraksi secara
signifikan dan memiliki hubungan sebab akibat timbal balik.
Konsep-Konsep Utama
1. Manusia dilahirkan dengan potensi,
baik untuk berpikir rasional dan jujur maupun untuk berpikir irasional dan
jahat.
2. Manusia memiliki sumber-sumber yang
tak terhingga bagi aktualisasi potensi-potensi dirinya dan bisa mengubah
ketentuan-ketentuan pribadi dan masyarakat.
3. manusia berpikir, beremosi, dan
bertindak secara stimulan.
Teori ABC dari kepribadian
Ada tiga pilar yang membangun
tingkah laku individu. Kerangka pilar ini yang kemudian dikenal dengan konsep
atau teori ABC.
A. = Antecedent event atau segenap
peristiwa luar yang dialami atau memapar individu. Peristiwa pendahulu yang
berupa fakta, kejadian, tingkah laku, atau sikap orang lain. Perceraian suatu
keluarga, kelulusan bagi siswa, dan seleksi masuk bagi calon karyawan merupakan
antecendent event bagi seseorang. seperti kesulitan-kesulitan keluarga,
kendala-kendala pekerjaan, trauma-trauma masa kecil, dan hal-hal lain yang kita
anggap sebagai penyebab ketidak bahagiaan.
B. = Beliefs, yaitu keyakinan,
pandangan, nilai, atau verbalisasi diri individu terhadap suatu peristiwa.
Keyakinan seseorang ada dua macam, yaitu keyakinan yang rasional (rational
belief atau rB) dan keyakinan yang tidak rasional (irrasional belief
atau iB). Keyakinan yang rasional merupakan cara berpikir atau system keyakinan
yang tepat, masuk akal, bijaksana, dan kerana itu menjadi prosuktif. Keyakinan
yang tidak rasional merupakan keyakinan ayau system berpikir seseorang yang
salah, tidak masuk akal, emosional, dan keran itu tidak produktif.
C. = Consequence, yaitu konsekuensi
emosional sebagai akibat atau reaksi individu dalam bentuk perasaan senang atau
hambatan emosi dalam hubungannya dengan antecendent event (A). Konsekuensi
emosional ini bukan akibat langsung dari A tetapi disebabkan oleh beberapa
variable antara dalam bentuk keyakinan (B) baik yang rB maupun yang iB. Konsekuensi-konsekuensi
ini dapat berupa gejala neurotik dan emosi-emosi negatif seperti panik, dendam
dan amarah karena depresi yang bersumber dari keyakinan-keyakinan kita yang
keliru.
Selain
itu, Ellis juga menambahkan D dan E untuk rumus ABC ini. Seorang terapis harus
melawan (dispute; D) keyakinan-keyakinan irasional itu agar kliennya
bisa menikmati dampak-dampak (effects; E) psikologis positif dari
keyakinan-keyakinan yang rasional.
Tujuan
Terapi Rasional Emotif
Ellis mengatakan tujuan utama terapi ini adalah untuk
membantu individu-individu menanggulangi problem-problem perilaku dan
emosi mereka untuk membawa mereka kekehidupan yang lebih bahagia, lebih sehat,
dan lebih terpenuhi. Secara sederhana dan umum tujuan terapi ini adalah
membantu klien untuk membebaskan diri dari gagasan-gagasan yang tidak logis dan
untuk belajar gagasan-gagasan yang logis serta realisitik sebagai penggantinya.
Secara terperinci terapi ini bertujuan untuk;
- Memperbaiki dan mengubah segala perilaku, sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta pandangan-pandangan yang irasional dan tidak logis menjadi rasional dan logis agar klien dapat mengembangkan dirinya.
- Menghilangkan gangguan emosional yang merusak seperti rasa takut, rasa bersalah, rasa berdosa, rasa cemas, merasa was-was, rasa marah.
- Untuk membangun Self Interest (minat), Self Direction (pengendalian/ pengarahan diri), Tolerance (toleransi), Acceptance of Uncertainty (kesediaan menerima ketidakpastian), Fleksibel, Commitment (komitmen terhadap sesuatu), Scientific Thinking (berpikir logis), Risk Taking (keberanian mengambil resiko), dan Self Acceptance (penerimaan diri) klien.
Fungsi
dan peranan terapis
Terapis memiliki tugas khusus, yaitu, Langkah pertama adalah
menunjukan kepada klien bahwa mereka telah menggunakan banyak hal yang
“seharusnya” irasional. Langkah kedua terapis membawa klien melampaui tahap
kesadaran. Langkah ketiga, menolong mereka memodifikasi pikiran mereka dan meninggalkan
ide mereka yang irasional. Keempat yaitu menantang klien untuk mengembangkan
falsafah hidup yang rasionil sehingga di masa depan mereka bisa menghindari
diri untuk tidak menjadi korban dari keyakinan irasional yang lain.
Langkah-langkah
Terapi Rasional Emotif
- Terapis berusaha menunjukkan bahwa cara berfikir klien harus logis kemudian membantu bagaimana dan mengapa klien sampai pada cara seperti itu, menunjukkan pola hubungan antara pikiran logis dan perasaan yang tidak bahagia atau dengan gangguan emosi yang di alami nya.
- Menunjukkan kepada klien bahwa ia mampu mempertahankan perilakunya maka akan terganggu dan cara pikirnya yang tidak logis inilah yang menyebabkan masih adanya gangguan sebagaimana yang di rasakan.
- Bertujuan mengubah cara berfikir klien dengan membuang cara berfikir yang tidak logis
- Dalam hal ini konselor menugaskan klien untuk mencoba melakukan tindakan tertentu dalam situasi nyata
Teknik-teknik
Terapi Rasional Emotif
Teknik
dalam terapi ini dibagi menjadi 3 sub pokok, yaitu;
a)
Teknik emotif
Teknik
ini dilakukan untuk mengubah emosi klien. Ini sepenuhnya melibatkan emosi klien
saat ia melawan keyakinan-keyakinannya yang irasional. Beberapa teknik emotif
antara lain :
1. Imaginasi
rasional emotif. Klien membayangkan mereka sedang berpikir, merasakan, dan
berperilaku tepat seperti yang akan mereka lakukan dalam imaginasi mereka serta
merasakan dan berperilaku dalam kehidupan nyata.
2. Bermain
peran. Terapis sering meninterupsi untuk menunjukan kepada klien apa yang
mereka katakan tentang diri mereka sendiri yang menciptkan gangguan dan apa
yang mereka perbuat untuk mengubah perasaan mereka yang tidak pada tempatnya
menjadi sesuai.
3. Latihan
menyerang rasa malu. Maksud utama dari latihan ini adalah bahwa klien berusaha
untuk tidk merasa mlu meskipun orang lain jelas-jelas tidak menyetujuinya.
4. Penggunaan
kekuatan dan ketegaran. Klien ditunjukan bagaimana cara menggunakan dialog
keras pada diri mereka sendiri dimana mereka mengungkapkan keyakinan irasional
mereka dan selanjutnya mempertanyakannya.
b)
Teknik kognitif
Teknik
ini membantu klien berpikir mengenai pemikirannya dengan cara yang lebih
konstruktif. Klien diajarkan untuk memeriksa bukti-bukti yang mendukung dan
menentang keyakinan-keyakinan irasionalnya dengan menggunakan tiga kriteria
utama: logika, realisme dan kemanfaatan. Beberapa teknik kognitif antara lain :
1) Mempertanyakan
keyakinan irasional. Terapis menunjukan kepada klien bahwa mereka terganggu
bukan karena peristiwa tertentu yang terjadi melainkan karena persepsi mereka sendiri
atas peristiwa itu dan karena sifat dari pernyataan mereka terhadap diri
sendiri.
2) Pekerjaan
rumah kognitif. Mereka diberi pekerjaan rumh yaitu cara untuk melacak
“seharusnya” yang mutlak merupakan bagian dari pesan diri mereka yang
terinternalisasi.
3) Mengubah
gaya berbahasa seseorang. Klien belajar bahwa “seharusnya” bisa diganti dengan
preferensi. Praktisi berlandasan bahwa bahasa membentuk pola berpikir dan pola
berpikir membentuk bahasa.
4) Penggunaan
humor. TRE berpendapat bahwa gangguan emosional sering kali merupakan hasil
dari sikap diri yang terlalu serius dalam memandang hidup mereka kehilangan
cita rasa perspektifnya serta rasa humor.
c)
Teknik tingkah laku
Teknik
ini lebih digunakan khusus untuk mengubah tingkah laku. Teknik ini dinegosiasikan
dengan klien atas dasar sifatnya yang menentang, tetapi tidak sampai membuat
kewalahan, yaitu, tugas-tugas yang cukup menstimulasi untuk mewujudkan
perubahan terapeutik, namun tidak terlalu menakutkan karena justru akan
menghambat menjalankan tugas-tugas tersebut. Teknik ini seperti; Teknik
Peneguhan (Reinforcement), Desintisasi Bersistematik, Teknik Modelling, Teknik
Releksasi.
Kelebihan terapi ini yaitu;
- Membantu klien untuk siap menghadapi kenyataan
- Pendekatan ini cepat sampai kepada masalah yang dihadapi oleh klien, menyadarkan klien terhadap pikiran/nilai yang irasional yang membuatnya bermasalah. Dengan itu perawatan juga dapat dilakukan dengan cepat.
- Lebih rasional dalam membantu klien. Kaedah pemikiran logik yang diajarkan kepada klien dapat digunakan dalam menghadapi gejala yang lain.
- Klien merasakan diri mereka mempunyai keupayaan intelektual dan kemajuan dari cara berfikir, sehingga dapat menyadarkan klien akan kekuatan dan kelemahan diri serta menyikapinya secara tepat
Kekurangan terapi ini, yaitu;
- Konselor lebih otoritatif. Sehingga klien terkesan dipaksa untuk melakukan apa yang selama ini ia merasa tidak sanggup untuk dilakukannya.
- Terapi ini terbatas pada individu dewasa, tidak dapat diterapkan pada anak dan remaja.
- Ada setengah klien yang begitu terpisah dari realiti sehingga usaha untuk membawanya ke alam nyata sukar sekali dicapai.
- Konselor terang-terangan dalam menyerang irasional klien. Padahal ada juga klien yang terlalu berprasangka terhadap logik, sehingga sukar untuk mereka menerima analisa logik.
- Ada juga setengah klien yang memang suka mengalami gangguan emosi dan bergantung kepadanya didalam hidupnya, dan tidak mau membuat perubahan apa-apa lagi dalam hidup mereka.
Banyak
klien yang dengan mudah diintimidasi terutama sebelum terapis mendapatkan
respek dan kepercayaan dari klien. Apabila klien merasa tidak didengarkan atau
diperdulikan maka ada kemungkinan besar klien akan meninggalkan kegiatan
terapi.
Contoh Kasus
Dalam makalah ini kami cantumkan contoh kasus seseorang yang trauma dalam masalh
percintaan Amir (nama samaran) adalah
sosok pria yang tampan dan mudah bergaul Dikamopung halamanx. Enneng (nama
wanita tersebut)
Amir merupakan pemuda yang sangat
tampan dikampungnya, tidak heran ia begitu di idam-idamkan oleh beberapa wanita
dikampungnya tersebut. Suatu ketika dia mengenal seorang gadis yang sangat
cantik yang bernama Enneng, perkenalan pun terus berlanjut, dan pada akhirnya
mereka menjalin suatu hubungan yaitu pacaran. Disini amir sangat sayang kepada
enneng, begitupun enneng kepada amir.
Suatu ketika amir mengajak enneng
untuk menikah dengannya, tetapi disini niat baik amir untuk menikah dengan
enneng dicekal oleh kedua orang tuanya. Karena satu alasan yaitu perbedaan agama, amir yang seorang muslim dan
enneng seorang non muslim, setelah beberapa hari kemudian amir pun berbicara
dengan kekasihnya itu, dia mengajak enneng untuk masuk islam.....enneng pun
berfikir lama, tanpa jawaban dia langsung pulang kerumahnya dan menanyakan
kepada orang tuanya permintaan amir tersebut bahwa dirinya di ajak untuk
menjadi seorang muslim karena orang tua amir mencekal mereka untuk menikah
dengan berbeda keyakinan......tanpa jawaban apapun sentak orang tua enneng
sangat marah besar kepada anaknya tersebut. Dia menyuruh untuk tidak lagi berhubungan, dan tidak
bertemu lagi dengan amir. enneng pun
sangat sedih sekali dia lekas berlari masuk ke kamarnya dan menelfon kekasihnya
tersebut kalau permintaan amir itu untuk menjadikan enneng seorang muslim di
tolak besar oleh kedua orang tua enneng. Beberapa hari kemudian enneng
dipindahkan oleh orang tuanya ke luar kota, untuk mencegah agar amir dan enneng
tidak bertemu lagi. Mendengar kabar ini amir.pun sangat sedih karena dia sangat
sayang dan cinta kepada enneng.
Beberapa tahun kemudian rasa kehilangan
ituu sudah tidak ada lagi dan telah menghapus enneng dari kehidupan amir. Dia
terus berjalan untuk mencari cinta sejatinya. Lagi lagi amir menemukan seorang
gadis yang non muslim. Cerita percintaan amir yang kedua ini tidak jauh beda
dengan cerita pertama mereka lagi lagi amir dicekal oleh orang tua gadis
tersebut. Disinipun amir trauma untuk berpacaran, karena setiap dia pacaran
yang serius dan tidak untuk main main pasti dengan gadis yang non muslim.
Referensi:
Corey, Gerald. (1995. Teori dan
praktek dari konseling dan psikoterapi. Semarang : IKIP Semarang Press
McLeod, John. 2006. Pengantar
Konseling: Teori dan Studi Kasus Edisi Ketiga. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
Latipun. 2008. Psikologi
Konseling Edisi Ketiga. Malang: UMM Press.
Palmer, Stephen. (2011). Konseling
dan Psikoterapi. Yogyakarta:
http://twinstwing.blogspot.com/2012/11/rational-emotif-therapy.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar