Nama : Rima Alifia Rahmi
Nim : I1C110018
Mata
Kuliah : Psikoterapi
“Logo
Therapy”
A.
Pengertian
dan Gambaran Umum
Logoterapi
berasal dari kata “logos” yang dalam bahasa Yunani berarti makna (meaning)
dan juga rohani (spirituality), sedangkan terapi adalah penyembuhan
atau pengobatan. Logoterapi secara umum dapat digambarkan sebagai corak
psikologi/ psikiatri yang mengakui adanya dimensi kerohanian pada manusia di
samping dimensi ragawi dan kejiwaan, serta beranggapan bahwa makna hidup (the
meaning of life) dan hasrat untuk hidup bermakna (the will of meaning)
merupakan motivasi utama manusia guna meraih taraf kehidupan bermakna (the
meaningful life) yang didambakannya.
B.
Konsep
Utama
Teori tentang kodrat
manusia dalam Logoterapi dibangun diatas tiga asumsi dasar, dimana antara yang
satu dengan yang lainnya saling menopang, yakni:
a.
Kebebasan
berkehendak ( Freedom of Will )
Dalam pandangan Logoterapi manusia adalah
mahluk yang istimewa karena mempunyai kebebasan. Kebebasan disini bukanlah
kebebasan yang mutlak, tetapi kebebasan yang bertanggungjawab.
b.
Kehendak
Hidup Bermakna ( The Will to Meaning
)
Mengenal makna itu sendiri menurut Frankl
bersifat menarik ( to pull ) dan
menawari ( to offer ) bukannya mendorong (
to push ). Karena sifatnya menarik itu maka individu termotivasi untuk
memenuhinya agar ia menjadi individu yang bermakna dengan berbagai kegiatan yang sarat dengan makna.
c.
Makna
Hidup ( The Meaning Of Life )
Untuk tujuan praktis makna hidup dianggap
identik dengan tujuan hidup. Makna hidup bisa
berbeda antara manusia satu
dengan yang lainya dan berbeda setiap hari, bahkan setiap jam. Karena itu, yang
penting bukan makna hidup secara umum, melainkan makna khusus dari hidup
seseorang pada suatu saat tertentu.
C.
Tiga
Sumber Makna Hidup
Ada
3 cara yang dikemukakan oleh logotherapy untuk menuntun pada pencarian arti
kehidupan, yaitu:
1. Nilai –
nilai daya cipta; yang menyangkut pemberian kepada
dunia, diwujudkan dalam aktivitas yang kreatif dan produktif.
2. Nilai –
nilai pengalaman, menyangkut penerimaan dari dunia,
diwujudakan dengan menyerahkan diri kepada keindahan yang ada di alam sekitar
atau seni.
3. Nilai-nilai sikap.
Situasi-situasi yang menimbulkan nilai-nilai sikap ialah situasi-siatuasi
dimana manusia tak mampu mengubah atau menghindari situasi tersebut. Cara
bagaiman manusia menerima situasi tersebut, keberanian dalam menahan
penderitaan tersebut, kebijaksanaan yang kita perlihatkan ketika berhadapan
dengan bencana marupakan ujian dan ukuran terakhir dari pemenuhan kita sebagai
manusia.
D. Tujuan Logoterapi
Tujuan dari logoterapi adalah agar setiap pribadi:
a.
Memahami adanya potensi dan sumber daya rohaniah yang
secara universal ada pada setiap orang terlepas dari ras, keyakinan dan agama
yang dianutnya;
b.
Menyadari bahwa sumber-sumber dan potensi itu sering
ditekan, terhambat dan diabaikan bahkan terlupakan;
c.
Memanfaatkan daya-daya tersebut untuk bangkit kembali
dari penderitaan untuk mamp[u tegak kokoh menghadapi berbagai kendala, dan
secara sadar mengembangkan diri untuk meraih kualitas hidup yang lebih
bermakna.
E.
Asas
Logo Terapi
Ada tiga asas utama logoterapi yang menjadi inti
dari terapi ini, yaitu:
- Hidup itu memiliki makna (arti) dalam setiap situasi, bahkan dalam penderitaan dan kepedihan sekalipun. Makna adalah sesuatu yang dirasakan penting, benar, berharga dan didambakan serta memberikan nilai khusus bagi seseorang dan layak dijadikan tujuan hidup.
- Setiap manusia memiliki kebebasan – yang hampir tidak terbatas – untuk menentukan sendiri makna hidupnya. Dari sini kita dapat memilih makna atas setiap peristiwa yang terjadi dalam diri kita, apakah itu makna positif atupun makna yang negatif. Makna positif ini lah yang dimaksud dengan hidup bermakna.
- Setiap manusia memiliki kemampuan untuk mangambil sikap terhadap peristiwa tragis yang tidak dapat dielakkan lagi yang menimpa dirinya sendiri dan lingkungan sekitar.
F.
Aplikasi
Klinis
1. Intensi Paradoksikal
Intensi paradoksikal adalah
keinginan terhadap sesuatu yang ditakuti. Landasan dari intensi paradoksikal
adalah kemampuan manusia untuk mengambil jarak atau bebas bersikap terhadap
dirinya sendiri. Contohnya, individu yang menghindari eritrofobia selalu cemas
kalau-kalau dirinya gemetaran dan mandi keringat ketika berada di dalam ruangan
yang penuh dengan orang. Kemudian, karena telah ada antisipasi sebelumnya,
individu benar-benar gemetaran dan mandi keringat ketika dia memasuki ruangan
yang penuh dengan orang. Individu pengidap eritrofobia ini berada dalam
lingkaran setan. Gejala gemetaran dan mandi keringat menghasilkan kecemasan,
kemudian kecemasan antisipatori ini menimbulkan gejala-gejala gemetaran dan
mandi keringat. Jadi gejala antisipatori mengurung individu di dalam kecemasan
terhadap kecemasan
2. Derefleksi
Derefleksi merupakan teknik yang
mencoba untuk mengalihkan perhatian berlebihan ini pada suatu hal di luar
individu yang lebih positif. Pasien dengan teknik ini diderefleksikan dari
gangguan yang dialaminya kepada tugas tertentu dalam hidupnya atau dengan
perkataan lain dikonfrontasikan dengan makna. Apabila fokus dorongan beralih
dari konflik kepada tujuan-tujuan yang terpusat pada diri sendiri, maka hidup
seseorang secara keseluruhan menjadi lebih sehat, meskipun boleh jadi neurosisnya
tidak hilang sama sekali.
3. Bimbingan Rohani
Pada metode ini, individu didorong untuk merealisasikan
nilai bersikap dengan menunjukkan sikap positif terhadap penderitaanya dalam
rangka menemukan makna di balik penderitaan tersebut.
G. Logoterapi
sebagai Teori Kepribadian
Kerangka
pikir teori kepribadian model logoterapi dan dinamika kepribadiannya dapat
digambarkan sebagai berikut: Setiap orang selalu mendambakan kebahagiaan dalam
hidupnya. Dalam pandangan logoterapi kebahagiaan itu tidak datang begitu saja,
tetapi merupakan akibat sampingan dari keberhasilan seseorang memenuhi
keinginannya untuk hidup bermakna (the will to meaning). Mereka yang
berhasil memenuhinya akan mengalami hidup yang bermakna (meaningful life)
dan ganjaran (reward) dari hidup yang bermakna adalah kebahagiaan
(happiness). Di lain pihak mereka yang tak berhasil memenuhi motivasi ini akan
mengalami kekecewaan dan kehampaan hidup serta merasakan hidupnya tidak
bermakna (meaningless). Selanjutnya akibat dari penghayatan hidup yang
hampa dan tak bermakna yang berlarut-larut tidak teratasi dapat mengakibatkan
gangguan neurosis (noogenik neurosis) mengembangkan karakter totaliter
(totalitarianism) dan konformis (conformism).
H.
Therapist Role and Function
Konseling
logoterapi berorientasi pada masa depan (future oriented) dan
berorientasi pada makna hidup (meaning oriented). Logoterapi percaya bahwa perjuangan
untuk menemukan makna hidup dalam hidup seseorang merupakan motivator utama
orang tersebut. Logoterapi berusaha membuat pasien menyadari secara tanggungjawab
dirinya dan memberinya kesempatan untuk memilih, untuk apa, atau kepada siapa
dia merasa bertanggungjawab. Logoterapi tidak menggurui atau berkotbah
melainkan pasien sendiri yang harus memutuskan apakah tugas hidupnya
bertanggung jawab terhadap masyarakat, atau terhadap hati nuraninya sendiri. Relasi yang dibangun antara konselor dengan konseli
adalah encounter, yaitu hubungan antar pribadi yang ditandai oleh
keakraban dan keterbukaan, serta sikap dan kesediaan untuk saling menghargai,
memahami dan menerima sepenuhnya satu sama lain.
Fungsi dan Peran Terapis
1. Menjaga hubungan yang akrab dan
pemisahan ilmiah
2. Mengendalikan filsafat pribadi
3. Terapis bukan guru atau pengkhotbah
4. Memberi makna lagi pada hidup
5. Memberi makna lagi pada penderitaan
6. Menekankan makna kerja
7. Menekankan makna cinta
I.
Tahapan
Konseling Logoterapi
Tahap utama Proses konseling logoterapi
•
Tahap
perkenalan dan pembinaan rapport.
• Tahap
pengungkapan dan penjajagan masalah.
Pada tahap
pembahasan bersama, konselor dan konseli bersama-sama membahas dan menyamakan
persepsi atas masalah yang dihadapi.
• Tahap evaluasi
dan penyimpulan mencoba member interpretasi atas informasi yang diperoleh
sebagai bahan untuk tahap selanjutnya, yaitu perubahan sikap dan perilaku
konseli.
J.
Kelebihan Logoterapi
Logoterapi mengajarkan bahwa setiap kehidupan
individu mempunyai maksud, tujuan, makna yang harus diupayakan untuk ditemukan
dan dipenuhi. Hidup kita tidak lagi kosong jika kita menemukan suatu sebab dan
sesuatu yang dapat mendedikasikan eksistensi kita
K. Kekurangan Logoterapi
Ada beberapa
klien yang tidak dapat menunjukan makna hidupnya sehingga timbul suatu
kebosanan merupakan ketidakmampuan seseorang untuk membangkitkan minat apatis,
perasaan tanpa makna, hampa, gersang, merasa kehilangan tujuan hidup, meragukan
kehidupan. Sehingga menyulitkan konselor untuk melakukan terapi kepada klien
tersebut.
L.
Kasus
Manohara siswi SMA kelas X merupakan anak kedua dari
dua bersaudara. Kakaknya Manohari duduk di kelas XII, satu sekolah dengannya.
Manohara tinggal bersama ibu dan kakaknya. Sementara ayahnya, telah meninggal
karena kecelakaan pesawat setahun yang lalu. Setelah kematian ayahnya, Manohara
menjadi anak yang pemurung dan suka menyendiri. Di sekolah, Manohara sering
bolos, nilai ulangan yang jelek, dan gurunya sering memergoki dirinya tidur
ditengah pelajaran sedang berlangsung. Karena perilaku manohara yang seperti
itu, wali kelas mengadu kepada konselor sekolah. Sehingga, konselor mengambil
tindakan dengan memanggil Manohara ke ruangannya. Namun, Manohara tidak pernah
datang ke ruang BK dan malah membolos dari sekolah. Konselor pun membuat janji
dengan Ibu Mani dan berinisiatif untuk melanjutkan sesi konseling di rumah
Manohara.
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar