NAMA : Rima Alifia Rahmi
NIM :
I1C110018
Client Center Therapy
A.
Pandangan
Client center Therapy tentang Sifat
Manusia
Client Center Therapy
memandang manusia secara positif. Manusia memiliki suatu kecenderungan kearah
menjadi berfungsi penuh. Berkat pandangan ini, dalam proses terapi klien
memiliki tanggung jawab utama untuk menuju keadaan psikologis yang sehat.
B. Konsep pokok Client Center Therapy
1.
Organism.
Pengertian organism mencakup tiga
hal:
a. Makhluk hidup: organism adalah
makhluk lengkap dengan fungsi fisik dan psikologiknya.
b. Realitas subyektif: organism
menanggapi dirinya seperti yang diamati atau dialaminya.
c. Holisme: organism adalah suatu
kesatuan system, sehingga perubahan pada satu bagian akan mempengaruhi bagian
lain.
2.
Medan Fenomena
Medan
Fenomena yaitu
keseluruhan pengalaman yang memiliki sifat disadari dan tak disadari,
tergantung apakah pengalaman yang mendasari dari medan phenomenal tersebut
3.
Self
Konsep pokok dari teori kepribadian
Rogers adalah self, sehingga dapat dikatakan self merupakan satu-satunya
struktur kepribadian yang sebenarnya. Beberapa penjelasan mengenai self dapat
disimpulkan:
a. Self terbentuk melalui difernsiasi
medan fenomena.
b. Self juga terbentuk melalui
introjeksi nilai-nilai orang tertentu (significant person) dan dari
distorsi pengalaman
c. Self bersifat integral dan konsisten
d. Pengalaman yang tidak sesuai dengan
struktur self dianggap sebagai ancaman.
e. Self dapat berubah sebagai akibat
kematangan biologikdan belajar.
C.
Ciri-Ciri Pendekatan Client Center
Ciri-ciri pendekatan
Client-Centered adalah sebagai
berikut:
1. Pendekatan
client-centered difokuskan pada
tanggung jawab dan kesanggupan klien untuk menemukan cara-cara menghadapi
kenyataan secara lebih penuh. Dimana ia sebagai orang yang paling mengetahui tentang
dirinya sendiri adalah orang yang harus menemukan tingkah laku yang lebih
pantas untuk dirinya sendiri.
2. Pendekatan
ini menekankann pada dunia fenomenal klien. Dengan empati dan usaha yang cermat
untuk memahamin klien, terapis memberikan perhatian terutama pada persepsi diri
klien dan persepsi klien terhadap dunia.
3. Prinsip-prinsip
psikoterapi yang sama diterapkan pada semua orang. diterapkan pada individu
yang taraf fungsi psikologisnya relatif normal maupun yang derajat penyimpangan
psikologisnya lebih besar.
4. Ada
sikap tertentu terapis yang membentuk kondisi yang diperlukan dan memadai bagi
keefektifan terapeutik bagi klien yaitu ketulusan, kehangatan, penerimaan yang
nonposesif, dan empati yang akurat.
5. Terapi
client-centered bukan merupakan suatu
teknik maupun dogma. Terapi ini adalah suatu cara dan perjalanan bersama antara
terapis dan klien dalam berpartisipasi secara manusiawi dalam pengalaman
pertumbuhan.
D.
Tujuan Client Center Therapy
Tujuan
utama pendekatan ini adalah untuk menciptakan iklim yang kondusif sebagai usaha
untuk membantu klien menjadi pribadi yang utuh, yaitu pribadi yang mampu
memahami kekurangan dan kelebihan dirinya. Tidak ditetapkan tujuan secara
khusus dalam, sebab terapis digambarkan memiliki kepercayaan penuh pada klien untuk
menentukan tujuan-tujuan yang ingin dicapainya dari dirinya sendiri. Secara
lebih terperinci, tujuan client center
therapy adalah:
1. Terbuka pada pengalaman, yaitu membantu klien untuk
membuka diri terhadap pengalaman-pengalaman baru.
2. Percaya pada diri sendiri, yaitu menumbuhkan
kepercayaan diri klien.
3. Tempat evaluasi internal, yaitu membantu klien untuk
menyadari kenyataan yang terjadi terhadap dirinya dan membantunya membuat
keputusan sendiri.
4. Kesediaan untuk menjadi sebuah proses, yaitu membantu
klien menyadari bahwa manusia tumbuh dalam suatu proses.
E.
Hubungan
Antara Terapis dengan Klien
Rogers
merangkum hipotesis dasar client-centered
dalam satu kalimat, yaitu : "Jika saya bisa menyajikan suatu tipe
hubungan, maka orang lain akan menemukan dalam dirinya sendiri kesanggupan
menggunakan hubungan itu untuk pertumbuhan dan perubahan sehingga perkembangan
pribadi pun akan terjadi" (Rogers, 1961, halm. 73).
Diperlukan
sikap-sikap utama terapis client-centered
yang kondusif bagi penciptaan iklim psikologis yang layak dimana klien akan
mengalami kebebasan untuk memulai perubahan kepbribadian. Menurut Carl Rogers
(1967), keenam kondisi berikut diperlukan dalam pengubahan kepribadian, yaitu :
1. Dua
orang berada dalam hubungan psikologis.
2. Orang
pertama (disebut dengan klien) ada dalam keadaan tidak selaras dan cemas.
3. Orang
kedua (disebut dengan terapis) ada dalam keadaan selaras dan terintegrasi dalam
berhubungan.
4. Terapis
merasakan perhatian positif yang tak bersyarat terhadap klien.
5. Terapis
merasakan perasaan empatik terhadap permasalahan klien dan berusaha
mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada klien.
6. Menunjukkan
perasaan empatik dan rasa hormat yang positif tak bersyarat dari terapis kepada
klien dapat dicapai.
Jika
keenam kondisi tersebut ada selama beberapa periode, maka perubahan kepribadian
yang konstruktif pun akan terjadi.
F.
Fungsi
dan Peran Terapis
Peran
terapis berakar pada cara-cara keberadaannya dan sikap-sikapnya, bukan pada
penggunaan teknik-teknik yang dirancang untuk menjadikan klien “berbuat
sesuatu”. Pada dasarnya, terapis menggunakan dirinya sendiri sebagai alat untuk
mengubah. Dengan menghadapi klien pada taraf pribadi ke pribadi, maka peran
terapis adalah tanpa peran. Adapun fungsi terapis adalah membangun suatu iklim
terapeutik yang menunjang pertumbuhan iklim.
Jadi,
terapis clien centered membangun hubungan yang membantu di mana klien
akan mengalami kebebasan yangdiperlukan untuk mengeksplorasi area-area hidupnya
yang sekarang diingkari atau didistorsinya. Klien menjadi kurang defensif dan
menjadi lebih terbuka terhadap kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam dirinya
maupun dalam dunia.
Yang pertama
dan terutama, terapis harus bersedia menjadi nyata dalam hubungan dengan klien.
Terapis menghadapi klien berlandaskan pengalaman dari saat ke saat dan membantu
klien dengan jalan memasuki dunianya alih-alih menurut kategori-kategori
diagnostik yang telah dipersiapkan. Melalui perhatian yang tulus, respek,
penerimaan, dan pengertian terapis, klien bisa menghilangkan
pertahanan-pertahanan dan persepsi-persepsinya yang kaku serta bergerak menuju
taraf fungsi pribadi yang lebih tinggi.
G.
Metode
dan teknik-teknik PCT
Teknik-teknik ini
menekan pada kepribadian, keyakinan-keyakinan dan sikap-sikap terapis dalam
menerapi. Selain itu, teknik ini mengungkapkan dan pengkomunikasikan
penerimaan, respek dan pengertian. Terapis juga berbagi upaya dengan klien
untuk mengembangkan acuan internal (tolak ukur) dengan memikirkan, merasakan
dan mengeksplorasi. Teknik-teknik dasar mencakup dalam mendengarkan aktif,
merefleksikan perasaan-perasaan, menjelaskan dan “hadir” bagi klien.
H.
Kelebihan
dan kekurangan Client Center Therapy
Kelebihan:
1.
Lebih aman daripada
metode terapi yang lain
2.
Memberi jaminan yang
lebih realistis bahwa peran calon klien tidak akan mengalami kerugian
psikologis
3.
Member peluang yang
jarang kepada klien untuk sungguh-sungguh di dengar dan mendengar.
4.
Klien memiliki kemungkinan
untuk mencapai focus yang lebih tajam dan makna yang lebih dalam dari struktur
dirinya, yang sebelumnya hanya ia ketahui sebagian.
5.
Tidak terbatas pada
psikoterapi melainkan memiliki implikasi bagi pendidikan, bisnis, industry, dan
hubungan internasional
6.
Pemusatan pada klien
bukan pada terapis
7.
Lebih menekankan pada
sikap terapi daripada teknik
8.
Memberikan kemungkinan
untuk melakukan penelitian dan penemuan kuantitatif
9.
Penekanan emosi,
perasaan, dan afektif dalam terapi
10.
Menawarkan perspektif
yang lebih up to date dan optimis.
Kekurangan:
1.
Tidak semua konselor
bisa mempraktekan terapi ini sebab banyak konselor yang tidak mempercayai
filsafat yang melandasinya.
2.
Terlalu berpusat pada
klien sehingga terapis kehilangan rasa sebagai pribadi yang unik.
3.
Terlalu menekankan
aspek afektif, emosional, dan perasaan
4.
Tujuan klien untuk
memaksimalkan diri dirasa terlalu luas dan umum sehingga sulit untuk menilai
individu
5.
Tidak cukup sistematik
dan lengkap terutama yang berkaitan dengan klien yang kecil tanggungjawabnya.
6.
Terapis sulit bersifat
netral dalam hubungan interpersonal
7.
Tidak efektif jika
konselor non-direktif dan pasif
8.
Tidak bisa dilakukan
pada psikopatologi yang parah
9.
Minim teknik untuk
membantu klien memecahkan masalahnya
10.
Sulit diterapkan pada
klien yang kesulitan dalam berkomunikasi verbal (sulit menyampaikan perasaan).
I.
Syarat
Dasar Teknik Client Center Therapy
·
Self Concept : Merujuk
pada bagaimana klien memikirkan-menghargai dirinya.
·
Locus of Evaluation :
Merujuk dari sudut pandang klien bagaimana klien menilai dirinya.
·
Experiencing : Proses
dimana klien mengubah pola pandangnya, dari yang terbatas dan kaku, menjadi
lebih terbuka.
J.
Kasus yang menggunakan Client Cnter Therapy
Seorang remaja bahwa dia sangat
sayang pada adiknya, tetapi pada suatu saat dia mulai sadar akan tingkah
lakunya yang bertentangan dengan pikiran itu, karena ternyata dia sering sekali
mengucapkan kata-kata iri kepada adiknya yang selalu dibela orang tua.
Padahal, terhadap adik sendiri seorang kakak tidak boleh bertindak itu. Pengalaman
yang nyata ini menunjuk pada suatu pertentangan antara siapa saya ini
sebenarnya dan seharusnya menjadi orang yang bagaimana. Bilamana remaja mulai
menyadari kesenjangan dan mengakui pertentangan itu, dia menghadapi keadaan
dirinya sebagaimana adanya. Kesadaran yang masih samar-samar akan kesenjangan
itu menggejala dalam perasaan kurang tenang dan cemas serta dalam evaluasi diri
sebagai orang yang tidak pantas (worthless).
Remaja ini mau untuk menerima layanan konseling dan
menjalani proses konseling untuk menutup permasalahannya antara dua kutub di
dalam dirinya sendiri, serta akhirnya menemukan dirinya kembali sebagai orang
yang pantas (person of worth).
Pada proses terapinya, klien menjadi pusat dari terapi ini
di mana terapis lebih membiarkan klien menemukan jalan keluarnya sendiri. Jadi
remaja ini di buat mengerti dan paham akan masalah yang sedang dihadapinya dan
terapis tidak memaksakan klien untuk menceritakan masalahnya bila klien sedang
tidak ingin menceritakannya, klien hanya memberikan pandangan tentang masalah
yang sedang dihadapinya sedangkan pilihan dan prosesnya klien yang
menentukannya.
Daftar
Pustaka
Corey, Gerald. 2010. Teori dan Praktek
Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT. Refika Aditama
Suryabrata, Sumadi. 2010. Psikologi
Kepribadian. Jakarta: Rajawali Pers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar