Heyy my blog..
Let me to share u all about autism..
Walaupun info ini aku dapet dari buku2 ama dari internet, but semoga bermanfaat yaa..
^_^
AUTISM
Banyak
orangtua yang jadi ketakutan anaknya terlahir autis. Istilah autism
diperkenalkan pertama kali pada tahun 1943 oleh Dr. leo Kanner, seorang psikiater
anak dari Universitas Johns Hopkins. Autism menurut Kanner (1943 dalam paper-nya Autistic Disturbance of Affective
Contact) menyatakan bahwa pada sekelompok anak yang ditelitinya terlihat
adanya suatu gangguan mendasar di mana anak-anak tersebut sejak awal kehidupan
tidak mampu melakukan interaksi sosial terhadap orang lain atau situasi
tertentu seperti halnya anak yang normal (Neale, 1996). Selain itu, ditemukan
pula adanya kegagalan dalam membangun kemampuan berkomunikasi atau (terjadinya)
keterbatasan dalam berbahasa. Gejala lainnya adalah terjadinya penolakan pada
perubahan yaitu munculnya keinginan yang kuat untuk mempertahankan lingkungan
sekitar tetap sama. Anak juga menunjukkan perilaku preokupasi pada aktivitas
steretip yang berulang. Ciri-ciri tersebut oleh Kanner dikelompokkan sebagai
gejala-gejala utama autism (dalam Wenar, 1994). Ciri anak autis sesungguhnya
dapat dideteksi dari bayi lahir sehingga anak berumur lima tahunan. Deteksi
dini dapat mengurangi beban mental dan mempercepat penanganan ataupun
penyembuhan anak autis. Kejadian Autis terjadi pada 1 dari 700 anak dan banyak
terjadi pada laki-laki. Gejala autis umumnya telah dapat tampak sejak umur 18
bulan sehingga 3 tahun. Anak autis mempunyai perubahan otak yang tak biasa dan
menghasilkan sikap introvert (tertutup), tidak ingin berinteraksi dengan
lingkungan dan barangkali menjengkelkan untuk sebagian orangtua sebab sikapnya
yang seakan-akan tak patuh.
Bila
anak anda didiagnosa autis, janganlah lekas jadi bersalah dengan menyalahkan
diri sebab tak melindungi kandungan dengan baik mulai kehamilan. Butuh diingat,
lahirnya anak autis bukan hanya kekeliruan ibunya. Lagian hingga kini penyebab
anak autis tetap belum bisa dipastikan secara ilmiah. Sebaliknya, upayakan
terus limpahkan cinta dan kasih sayang laiknya pada anak normal. Anak autis
hanya anak yang mempunyai kondisi otak berlainan dengan anak normal. Sadari
pula yaitu anak autis merupakan anak khusus sebab mempunyai kekuatan yang
berlainan dengan anak biasanya, oleh sebab itu penanganannya pun mesti spesial.
Konsultasi dengan teratur dengan pakar dan bila memungkinkan, masukkan anak ke
sekolah khusus. Namun bila kondisinya tetap masih terkendali dan tak sangat
berat, cukup beritahukan pada gurunya yaitu ia perlu perhatian spesial. Butuh
diketahui pula, penderita autis dapat disembuhkan asal rajin dan telaten
mengawasi anak tersebut.
KARAKTERISTIK ANAK AUTISM
Gangguan
autism ditandai dengan anya keterlambatan perkembangan, baik dalam bidang
komunikasi, perkembangan motorik yang tidak seimbang, maupun dalam interaksi
sosial. Namun tidak semua anak yang memperlihatkan keterlambatan perkembangan
diusianya yang dini akan didiagnosis sebagai penyandang autism. Bisa saja anak
yang menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan yang lebih lambat dibandingkan
anak seusianya pada awalnya, namun kemudian ia akan dapat mengejar
ketertinggalan tersebut dan tumbuh selayaknya anak normal lainnya.
Saat ini para ahli di seluruh dunia
melakukan diagnosis autism berdasarkan kriteria autistic disorder yang
tercantum dalam DSM-IV TR 2000 (Diagnostic
and Statistical Manual) yang dikeluarkan oleh The American Psychiatric Association (APA). Kriteria yang digunakan
adalah kriteria klinis. Jadi yang dilihat adalah tampilan perilaku anak yang
bersangkutan. DSM IV ini memuat 3 bidang impairment (kerusakan/kesulitan) utama
yang ada pada anak autism yaitu impairment dalam interaksi sosial, impairment
dalam komunikasi, serta munculnya pola tertentu yang dipertahankan dan
diulang-ulang (stereotyped & repetitive) dalam hal perilaku, minat dan
kegiatan. Ke-3 bidangimpairment ini dijabarkan dalam 12 kriteria. Seorang
penyandang autism disyaratkan memiliki minimal 6 gejala/perilaku yang menjadi
ciri-ciri autism.
Impairment dalam bidang interaksi
sosial antara lain ditunjukkan dengan ketidakmampuan anak untuk menjali
interaksi sosial yang cukup memadai atau adanya kegagalan dalam mempergunakan
berbagai perilaku nonverbal dalam membangun hubungan.
Selain itu karakteristik impairment
bidang interaksi sosial ini juga ditunjukkan oleh ketidakmampuan anak untuk
membangun atau membina hubungan dengan teman sebaya yang sesuai dengan
perkembangan usianya.
Impairment dalam bidang komunikasi
ditunjukkan dengan adanya keterlambatan dalam perkembangan bicara, atau
kemampuan bicara yang sama sekali tidak berkembang,
Impairment dalam hal kelakuan pola
tingkah laku, minat dan aktivitas tampak pada kegiatan yang bersifat
ritual-spesifik yang dilakukan anak.
1. Perkembangan
terlambat
2. Lebih
tertarik pada benda dibandingkan manusia
3. Tak
mau dipeluk
4. Kelainan
sensoris
5. Menunjukkan
adanya suatu pola tertentu yang dipertahankan dan diulang-ulang (Stereotyped dan Repetitive) dalam hal
perilaku, minat dan kegiatan
Aarons & Gitten (1994)
menambahkan bahwa penderita autism umumnya memiliki penampilan fisik yang
normal. Tingkat intelegensinya berada pada suatu spectrum. Pada suatu tes
intelegensinya ditemukan bahwa 1/3 dari mereka memiliki skor di bawah
rata-rata, akan tetapi ada pula anak autis yang memiliki intelegensi normal,
bahkan baik (Cohen & Bolton, 1994).
PENANGANAN
Penanganan anak autism ditujukan
untuk ‘mengejar keterlambatan perkembangan yang dialaminya, agar sesuai dengan
perkembangan anak-anak lain seusianya. Usia balita merupakan saat paling tepat
memberikan penanganan pada kasus anak austism karena masa balita adalah masa
awal untuk mempelajari sesuatu. Dengan intervensi diri secara intensif dan
optimal, diharapkan anak bisa memperoleh manfaat terbesar dari penanganan yang
dilakukan. Penanganan anak autism biasanya berbentuk terapi. Selain itu,
anak-anak di bawah usia 3 tahun masih memiliki otak yang bersifat plastis.
Sel-sel otak berkembang sedemikian pesat sehingga ketika ada gangguan pada
salah satu bagian otak diharapkan masih dapat tergantikan dengan sel-sel baru.
Walaupun masih terus diteliti masih dapat diyakini bahwa anak menyandang
autism memiliki gangguan pada bagian
otaknya. Disinilah terapi berperan sebagai stimulasi bagi perkembangan fungsi
sel-sel otak tersebut.
MACAM-MACAM TERAPI BAGI ANAK AUTISM
Ada
lebih dari satu cara melakukan terapi autis, seperti yang ada dibawah ini :
1.
Terapi
wicara
Nyaris semua anak dengan autisme punya kesusahan berbicara
dan juga berbahasa. Umumnya perihal inilah yang sangat kentara, banyak pula
individu autis yang bersifat non-verbal atau bicaranya kurang sekali. Terkadang
bicaranya cukup berkembang, namun mereka tak dapat memakai bicaranya untuk
berkomunikasi/berinteraksi dengan pihak lain.
2.
Terapi
fisik
Salah satu penyebab autis yakni gangguan perubahan pervasif.
Banyak di antara anak autis punya gangguan perubahan didalam motorik kasarnya.
Terkadang tonus ototnya lembek hingga fungsinya kurang begitu kuat.
Keseimbangan tubuhnya tidak bagus. Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris
dapat membantu buat memperkuat otot-ototnya dan melakukan perbaikan
keseimbangan tubuhnya.
3.
Terapi
sosial
Kekurangan yang sangat mendasar untuk anak autis adalah komunikasi
juga dalam interaksi. Banyak anak-anak ini memerlukan pertolongan didalam
ketrampilan komunikasi 2 arah, membuat rekan dan main bareng ditempat bermain.
Seorang terapis sosial dapat memberikan sarana pada anak autis untuk
berinteraksi dengan teman-teman sebaya dengan mengajari cara-caranya.
4.
Terapi
bermain
Walau terdengar janggal, faktnya seorang anak autis
memerlukan pertolongan didalam aktifitas bermain. Bermain dengan rekan sebaya
bermanfaat untuk latihan komunikasi verbal dan juga latihan interaksi sosial.
Seorang terapis dapat menolong anak autis dengan segala teknik spesifik yang
memungkinkan.
5.
Terapi
perilaku
Anak autis kerap kali jadi frustrasi. Teman-teman sebayanya
kerapkali tak mengerti mereka, jadi sukar mengekspresikan kebutuhannya, banyak
yang hipersensitif terhadap cahaya, suara juga dengan sentuhan. Tidak heran
bila anak autis seringkali mengamuk. Seorang terapis harus mampu melacak latar
belakang dari perilaku negatif tersebut dan melacak solusinya dengan
merekomendasikan perubahan lingkungan sehingga anak autis akan memperbaiki
perilakunya.
6. Metode
Lovaas atau Applied Behavioral Analysis (ABA)
Applied Behavioral Analysis (ABA)
adalah salah satu metode modifikasi tingkah laku (behavior modification), yang
digunakan untuk menangani anak-anak penyandang autism. Metode Lovaas memiliki
sejumlah keunggulan dibandingkan dengan metode lainnya. Kelebihan lainnya,
metode ini sistematis, terstruktur, dan terukur.
7. Sensory
Integration Therapy (terapi SI)
Terapi SI mendasarkan diri pada
peningkatan kemampuan integritas sensoris. Kemampuan integrasi sensoris adalah
kemampuan untuk memproses impuls yang
diterima dari berbagai indera secara stimulant. Sebaliknya pada anak autism
yang terlalu sensitif terhadap suatu stimulus spesifik, mereka akan menjadi
sangat marah atau gelisah ketika mendengar suara melengking atau suara
microwave yang umumnya tidak terdengar oleh orang-orang non-autistik. Untuk
kasus anak autism yang cenderung tidak peka terhadap stimulus sensorinya,
terapi ini bisa dimanfaatkan karena bertujuan meningkatkan kesadaran sensoris
(sensory awareness) dan kemampuan berespon terhadap stimulus sensoris tersebut.
Pelaksanaan terapi ini bisa
dimanfaatkan berbagai stimulus yang bervariasi. Antara lain ayunan, bolam
trampoline, sikat dan baju yang lembut, parfum, lampu-lampu berwarna, pemijatan
(massage), dan barang-barang dengan tekstur bervariasi. Beberapa laporan
tentang keberhasilan terapi ini menunjukkan bahwa perilaku stereotype dan
kecenderungan menyakiti diri dapat dikontrol atau dikurangi. Ini dikarenakan
anak sudah bisa membedakan stiulus keras pendapat yang menyatakan bahwa terapi
ini juga berhasil menekan stress dan kecemasan pada penyandang autism.
PENANGANAN ANAK AUTISM OLEH GURU
Pada umumnya anak autism memiliki IQ
pada rentang batas normal. Sehingga banyak anak autism yang pada akhirnya
ditransfer ke sekolah umum. Kemampuan membaca, matematika, maupun akademis
secara umum tidak tertinggal dari teman-teman sekelasnya. Yang menjadi masalah
selanjutnya adalah masalah komunikasi dan sosialisasi. Anak autism sering
dilaporkan tidak memiliki teman di sekolah karena mereka lebih tertarik pada
benda dibandingkan manusia. Keluhan lain yang biasa muncul adalah masalah
perilaku, di mana anak autism sering kali tidak dapat mengendalikan emosinya.
Perilaku agresif sering ditunjukannya yang membuat mereka menjadi memiliki
masalah dengan teman-temannya.
Ada beberapa hal yang dapat Anda
lakukan selaku guru, bila di kelas Anda terdapat 1 atau 2 orang anak autism.
Belajar
Menyelami Emosi Anak Autism
Anak autism banyak menunjukkan emosi
negatif, misalnya suka berteriak-teriak, tiba-tiba memukul orang lain atau
menyakiti diri sendiri. Oleh sebab itu sering kali anak autism dikatakan
sebagai sosok yang nakal, hiperaktif, susah diatur dan tidak mempunyai rasa
sayang terhadap orang lain.
2.
Harus
Terus Memberi Stimulasi
a. Jangan
biarkan anak tenggelam dalam dunianya sendiri
b. Macam-macam
pemberian stimulasi
3. Melatih
Insting Sosial
4. Mengembang
Potensi Anak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar