TERAPI
EKSISTENSIAL-HUMANISTIK
A.
Pengertian
Psikologi eksistensial humanistic
berfokus pada kondisi manusia. Pendekatan ini terutama adalah suatu sikap yang
menekankan pada pemahaman atas manusia alih – alih suatu system teknik –
teknik yang digunakan untuk mempengaruhi klien. Pendekatan terapi
eksistensial bukan suatu pendekatan terapi tunggal, melainkan suatu pendekatan
yang mencakup terapi – terapi yang berlainan yang kesemuanya berlandaskan
konsep – konsep dan asumsi – asumsi tentang manusia.
B.
Konsep
Utama
1.
Kesadaran
diri
Manusia
memiliki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri, suatu kesanggupan yang
unik dan nyata yang memungkinkan manusia mampu berpikir dan memutuskan. Semakin
besar kesadaran dirinya, maka semakin besar pula kebebasannya untuk memilih
altrnatif-alternatif. Kebebasan memilih dan bertindak itu disertai dengan
tanggung jawab. Manusia bertanggung jawab atas keberadaan dan nasibnya.
2.
Kebebasan,
tanggung jawab dan kecemasan
Kesadaran
akan kebebasan dan tanggung jawab bisa menimbulkan kecemasan yang menjadi
atribut dasar pada manusia. Kecemasan juga bisa diakibatkan oleh kesadaran atas
keterbatasannya dan atas kemungkinan yang tak terhindarkan untuk mati
(Nonbeing)
3.
Penciptaan
Makna
Manusia berusaha
untuk menemukan tujuan hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan memberikan
makna bagi kehidupan. Menjadi manusia juga berarti menghadapi kesendirian.
Manusia memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan sesamanya dalam suatu cara
yang bermakna. Manusia juga berusaha untuk mengaktualisasikan diri, yakni
mengungkapkan potensi-potensi manusiawinya. Apabila gagal mengaktualisasikan
dirinya, maka ia bisa menjadi sakit.
C.
Tujuan
Terapi
Menurut
Gerald Corey, (1988:56) ada beberapa tujuan terapeutik yaitu :
1. Agar klien mengalami keberadaannya
secara otentik dengan menjadi sadar atas keberadaan dan potensi – potensi serta
sadar bahwa ia dapat membuka diri dan bertindak berdasarkan kemampuannya.
Keotentikan sebagai “urusan utama psikoterapi” dan “nilai eksistensial pokok”.
Terdapat tiga karakteristik dari keberadaan otentik :
a. Menyadari sepenuhnya keadaan
sekarang,
b. Memilih bagaimana hidup pada saat
sekarang, dan
c. Memikul tanggung jawab untuk
memilih.
2. Meluaskan kesadaran diri klien, dan
karenanya meningkatkan kesanggupan pilihannya, yakni menjadi bebas dan bertanggung
jawab atas arah hidupnya.
3. Membantu klien agar mampu menghadapi
kecemasan sehubungan dengan tindakan memilih diri, dan menerima kenyataan bahwa
dirinya lebih dari sekadar korban kekuatan – kekuatan deterministic di luar
dirinya.
Tujuan
Konseling menurut Akhmad Sudrajat yaitu :
- Mengoptimalkan kesadaran individu akan keberadaannya dan menerima keadaannya menurut apa adanya. Saya adalah saya.
- Memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi cara berfikir, keyakinan serta pandangan-pandangan individu, yang unik, yang tidak atau kurang sesuai dengan dirinya agar individu dapat mengembangkan diri dan meningkatkan self actualization seoptimal mungkin.
- Menghilangkan hambatan-hambatan yang dirasakan dan dihayati oleh individu dalam proses aktualisasi dirinya.
- Membantu individu dalam menemukan pilihan-pilihan bebas yang mungkin dapat dijangkau menurut kondisi dirinya.
D.
FUNGSI DAN
PERAN TERAPIS
Hubungan
terapeutik sangat penting bagi terapis eksistensial. Penekanan diletakkan pada
pertemuan antar manusia dan perjalanan bersama alih – alih pada teknik-teknik
yang mempengaruhi klien. Isi pertemuan terapi adalah pengalaman klien sekarang,
bukan “masalah” klien. Hubungan dengan orang lain dalam kehadiran yang otentik
difokuskan kepada “di sini dan sekarang”. Masa lampau atau masa depan hanya
penting bila waktunya berhubungan langsung (Gerald Corey.1988:61).
Pola hubungan :
- Hubungan klien adalah hubungan kemanusiaan. Konselor berstatus sebagai partner klien, setara dengan klien sehingga hubungannnya berada dalam situasi bebas tanpa tekanan.
- Klien sebagai subjek bukan obyek yang dianalisis dan didiagnosis.
- Konselor harus terbuka baik kepribadiannya dan tidak pura – pura.
E.
Teknik dan
prosedur terapi
1. Tidak
ada teknik tertentu yang ditentukan secara ketat
2. Metode-metode
yang berasal dari Gestalt dan analisis transaksional sering digunakan.
3. Mengintegrasikan
metodologi dan konsep-konsep psikoanalisis.
F.
Tema dan
dalil utama eksistensial
Dalil 1 : Kesadaran diri
Manusia memiliki
kesanggupan untuk menyadari diri yang menjadikannya mampu melampaui situasi
sekarang dan membentuk basis bagi aktivitas-aktivitas berpikir dan memilih yang
khas manusia. semakin tinggi kesadaran, maka semakin utuh diri sesorang.
Dalil 2 : Kebebasan dan tanggung jawab
Manusia pada
dasarnya adalah bebas, oleh karenanya harus bertanggung jawab atas pengarahan
hidup dan penentuan nasibnya sendiri.
Dalil 3 : Keterpusatan dan kebutuhan akan orang lain.
Individu memiliki
kebutuhan untuk memelihara keunikan dan keterpusatannya, tetapi sekaligus memiliki
kebutuhan untuk keluar dari diri sendiri, berhubungan dengan orang lain dan
lingkungan.
a. Keberanian
untuk ada
b. Pengalaman
kesendirian
c. Pengalaman
keberhubungan
Manusia berhubungan
dengan dunia luar dalam 2 bentuk :
a. alam
kekurangan (deficiency)
b. alam
menjadi (being)
Dalil 4 : Pencarian Makna
Salah satu
kharakteristik yang khas pada manusia adalah perjuangannya untuk merasakan arti
dan maksud hidup.
Dalil 5 : Kecemasan sebagai syarat hidup
Kecemasana bisa
menjadi suatu tenaga motivasional yang kuat untuk pertumbuhan. Kesadaran adalah
akibat dari kesadaran atas tanggung jawab untuk memilih.
Dalil 6 : Kesadaran atas kematian dan Non-ada
Karakteristik yang
khas pada manusia adalah kemampuan untuk memahami konep masa depan dan tak bisa
dihindarkannya kematian. Hidup menjadi bermakna karena memiliki pembatasan
waktu.
Dalil 7 : perjuangan untuk aktualisasi diri
Manusia berjuang
untuk aktualisasi diri, yakni kecenderungan untuk menjadi apa saja yang mereka
mampu.
G. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENDEKATAN
EKSISTENSIAL HUMANISTIK
Kelebihan
- Teknik ini dapat digunakan bagi klien yang mengalami kekurangan dalam perkembangan dan kepercayaan diri.
- Adanya kebebasan klien untuk mengambil keputusan sendiri.
- Memanusiakan manusia.
- Bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, analisis terhadap fenomena social
- Pendekatan terapi eksistensial lebih cocok digunakan pada perkembangan klien seperti masalah karier, kegagalan dalam perkawinan, pengucilan dalam pergaulan ataupun masa transisi dalam perkembangan dari remaja menjadi dewasa
Kelemahannya
- Dalam pelaksanaannya tidak memiliki teknik yang tegas.
- Terlalu percaya pada kemampuan klien dalam mengatasi masalahnya (keputusan ditentukan oleh klien sendiri)
3.
Memakan
waktu lama.
4.
Pendekatan
ini kurang sistematis pada prinsip-prinsip dan praktek therapy
5.
Beberapa
penulis eksistensialisme menggunakan konsep abstrak atau global dan
samar-samar. Sulit untuk dipegang.
6.
Model
belum diperlakukan pada riset sebagaimana untuk divalidasi prosedur-prosedur
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar