Nama :
Rima Alifia Rahmi
Nim :
I1C110018
Terapi
Behavioral
1.
Pengertian terapi Behavior
Terapi behavior adalah salah satu teknik yang digunakan
dalam menyelesaikan tingkah laku yang ditimbulkan oleh dorongan dari dalam dan
dorongan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup, yang dilakukan melalui
proses belajar agar bisa bertindak dan bertingkah laku lebih efektif, lalu
mampu menanggapi situasi dan masalah dengan cara yang lebih efektif dan
efisien.
2.
Tujuan Terapi Behavioral
Terapi
behavioral memfokuskan pada persoalan-persoalan perilaku spesifik atau
perilaku menyimpang yang bertujuan untuk menciptakan kondisi-kondisi baru bagi
proses belajar dengan dasar bahwa segenap tingkah laku itu dipelajari, termasuk
tingkah laku yang maladaptif.
3.
Ciri-ciri behavioral therapy, adalah sebagai berikut :
a.
Berfokus pada tingkah laku
yang tampak dan spesifik;
b.
Memerlukan kecermatan dalam
perumusan tujuan terapeutik;
c.
Mengembangkan prosedur
perlakuan spesifik sesuai dengan masalah klien;
d.
Penafsiran objektif atas tujuan
terapeutik
4.
Hakikat Manusia dalam Terapi
Behavioral
Hakikat
manusia dalam pandangan para behaviorist adalah pasif dan mekanistis. Manusia
dianggap sebagai sesuatu yang dapat dibentuk dan doprogram sesuai dengan
keinginan lingkungan yang membentuknya. Perilaku manusia adalah efek dari
lingkungan dan pengaruh yang paling kuat. Maka hal itulah yang akan membentuk
diri individu.
5.
Sikap, Peran, dan Tugas
Konselor
Perhatian
utama konselor behavioral adalah perilaku yang tampak. Dengan alasan ini banyak
asumsi yang berkembang tentang pola hubungan konselor dengan klien lebih
manipulatif-mekanistik dan sangat tidak pribadi. Namun setelah diperhatikan
lebih lanjut, pendekatan dalam konseling behavioral lebih cenderungg direktif
karena dalam pelaksanaannya konselor-lah yang lebih banyak berperan.
Sikap yang
dimiliki oleh konselor behavior adalah lebih menerima dan mencoba memahami apa
yang dikemukakan konseli tanpa menilai dan mengkritiknya. Dalam proses terapi,
konselor berperan sebagai guru atau mentor.
Peran Konselor:
a.
Menyebutkan
tingkah laku maladaptif
b.
Memilih
tujuantujuan yang masuk akal
c.
Mengarahkan
dan membimbing keluarga untuk merubah tingkah laku yang tak sesuai.
Tugas
utama terapis adalah melakukan tindak lanjut penilaian untuk melihat apakah perubahan
yang tahan lama dari waktu ke waktu. Penekanannya adalah untuk membantu klien
mempertahankan perubahan dari waktu ke waktu dan memperoleh keterampilan
mengatasi perilaku dan kognitif untuk mencegahnya kambuh.
6.
Tahap-tahap Terapi Behavioral
Tahap-tahap konseling atau terapi behavioral terdiri atas 4
tahap, yaitu:
a. Pengukuran (assesment)
Hal-hal yang digali dalam assesmen meliputi analisis tingkah
laku bermasalah yang dialami konseli saat ini, yaitu analisis situasi yang di
dalamnya terjadi masalah konseli; analisis self-control; analisis
hubungan sosial; dan analisis lingkungan fisik-sosial budaya.
b. Menentukan tujuan
Tujuan yang ditetapkan akan digunakan sebagai tolak ukur
untuk melihat keberhasilan proses terapi. Proses terapi akan dihentikan jika telah
mencapai tujuan. Tujuan terapi harus jelas konkret, dipahami, dan disepakati
oleh klien dan konselor. Konselor dan klien mendiskusikan perilaku yang terkait
dengan tujuan keadaan yang diperlukan untuk perubahan sifat tujuan dan rencana
tindakan untuk bekerja ke arah tujuan tersebut.
c. Mengimplementasikan teknik
Setelah merumuskan tujuan yang ingin dicapai, konselor dan
konseli menentukan strategi belajar yang terbaik untuk membantu konseli
mencapai perubahan tingkah laku yang diinginkan. Konselor dan konseli
mengimplementasikan teknik-teknik konseling sesuai dengan masalah yang dialami
oleh konseli.
d. Mengakhiri konseling
Proses
konseling akan berakhir jika tujuan yang ditetapkan di awal konseling telah
tercapai. Mekipun demikian, konseli tetap memiliki tugas yaitu terus
melaksanakan perilaku baru yang diperolehnya selama proses konseling di dalam
kehidupannya sehari-hari.
7. Teknik-teknik
Terapi Behavioral
Untuk
mencapai tujuan dalam proses konseling diperlukan teknik-teknik yang digunakan
untuk pengubahan perilaku. Beberapa tekniknya sebagai berikut:
a. Desensitisasi Sistematis
Desensitisasi sistematis merupakan teknik relaksasi yang
digunakan untuk menghapus perilaku yang diperkuat secara negatif, biasanya
berupa kecemasan, dan menyertakan respon yang berlawanan dengan perilaku yang
akan dihilangkan dengan cara memberikan stimulus yang secara perlahan dan
santai.
b. Terapi Implosif
Terapi
Implosif dikembangkan atas dasar pandangan tentang seseorang yang secara
berulang-ulang dihadapkan pada situasi kecemasan dan konsekuensi-konsekuensi
yang menakutkan ternyata tidak muncul, maka kecemasan akan hilang. Atas dasar
itu klien diminta untuk membayangkan stimulus-stimulus yang menimbulkan
kecemasan.
c. Latihan Perilaku Asertif
Latihan perilaku asertif digunakan untuk melatih individu
yang mengalami kesulitan untuk menyatakan dirinya bahwa tindakannya layak atau
benar.
d. Pengkondisian Aversi
Teknik
pengkondisian diri digunakan untuk meredakan perilaku simptomatik dengan cara
menyajikan stimulus yang tidak menyenangkan, sehingga perilaku yang tidak
dikehendaki tersebut terhambat kemunculannya.
e. Pembentukan Perilaku Model
Perilaku
model digunakan untuk membentuk perilaku baru pada klien, memperkuat perilaku
yang sudah terbentuk dengan menunjukkan kepada klien tentang perilaku model,
baik menggunakan model audio, model fisik, atau lainnya yang dapat diamati dan
dipahami jenis perilaku yang akan dicontoh.
f. Kontrak Perilaku
Kontak
perilaku adalah persetujuan antara dua orang atau lebih (konselor dan klien)
untuk mengubah perilaku tertentu pada klien. Dalam terapi ini konselor
memberikan ganjaran positif yang penting dibandingkan memberikan hukuman jika
kontrak tidak berhasil.
g. Token Ekonomi
Token ekonomi dapat digunakan untuk membentuk tingkah laku
apabila persetujuan dan pemerkuat yang tidak bisa diraba lainnya tidak
memberikan pengaruh. Dalam token ekonomi, tingkah laku yang layak bisa
diperkuat dengan perkuatan yang nyata yang nantinya bisa ditukarkan dengan
objek atau hak istimewa yang diinginkan. Tujuan prosedur ini adalah mengubah
motivasi yang ekstrinsik menjadi motivasi yang intrinsik. Diharapkan bahwa
perolehan tingkah laku yang diinginkan akhirnya dengan sendirinya akan menjadi
cukup mengganjar untuk memelihara tingkah laku yang baru.
8.
Kelebihan dan Kelemahan Terapi Behavioral
Kelebihan
Terapi Behavioral:
a. Pembuatan
tujuan terapi antara konselor dan konseli diawal dijadikan acuan keberhasilan
proses terapi.
b.
Memiliki
berbagai macam teknik konseling yang teruji dan selalu diperbaharui
c.
Waktu
konseling relatif singkat
d.
Kolaborasi
yang baik antara konselor dan konseli dalam penetapan tujuan dan pemilihan
teknik.
Kelemahan Terapi Behavioral:
a. Dapat mengubah perilaku tetapi tidak
mengubah perasaan
b. Mengabaikan faktor relasional
penting dalam terapi
c. Tidak memberikan wawasan
d. Mengobati gejala dan bukan penyebab
e. Melibatkan kontrol dan manipulasi
oleh konselor
9.
Contoh kasus
Contoh kasusnya adalah ada seorang anak yang sangat
sulit disuruh makan. Si anak ini kalau disuruh makan selalu saja menolak dengan
berbagai macam alasan yaitu sudah kenyang, tidak nafsu makan atau makanan nya
tidak enak dan terkadang dia sampai marah-marah sambil membanting piringnya
saat disuruh makan. Lalu ibunya mempunyai ide supaya si anak mau makan yaitu
dengan memberikan reward. Reward nya adalah saat si anak makan akan dibelikan
mainan yang paling si anak sukai. Mekanisme pemberiannya adalah, per hari akan
diberikan satu koin oleh si ibu per 4X suap dan sampai si anak mendapatkan 10
koin si anak akan dibelikan mainan oleh ibunya.
10. Daftar Pustaka
Corey,
Gerald. (2009). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung:
Refika Aditama.
Latipun. (2001). Psikologi
Konseling. Malang : UMM Press
http://alfalahpsikologi.blogspot.com/2012/04/contoh-kasus-behavioral-therapy.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar